Takalar || PorosRakyatNews.id- Lumba binti Ramang adalah seorang ibu hamil yang tinggal di Dusun Boddia Desa Laikang Kecamatan Mangarabombang Kabupaten Takalar Propinsi Sulawesi Selatan, dalam keseharian di kampungnya, Lumba di dampingi suami tercinta Daeng Liwang, mereka hidup bersama empat orang anaknya mengandalkan jasa memanjat buah untuk menafkahi keluarganya hidup dalam kekurangan dan serba keterbatasan.
Keluarga miskin ini kini ditimpa musibah, Lumba istri Daeng Liwang mendekam dalam penjara dikarenakan tuduhan pengancaman, yang sangat memprihatingkan Lumba yang kini di tahan ternyata dalam keadaan hamil sekitar 8 Bulan, kepada Media Sabtu (30/09/2023)” musibah yang menimpa kami ibarat air susu dibalas air tuba, keikhlasan kami membantu orang lain malah dibalas dengan kepahitan”.
Saat ini Daeng Liwang harus mengurus ke empat orang anaknya dan dua diantaranya masih kecil, nasib naas yang menimpa keluarga miskin pasangan Daeng Liwang dan Lumba membuat prihatin dan meneteskan air mata kesedihan di keluarga dan sekitarnya, ” Daeng Liwang menuturkan bahwa keadilan Sang Pencipta pasti terungkap, Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang,” ulasnya dalam keadaan meneteskan air mata kesedihan.
Anak pertama Pasangan Daeng Liwang dan Lumba bernama Lias, kadang ikut menjadi buruh untuk membantu meringankan beban orang tuanya, umurnya masih terbilang baru beranjak remaja, sama dengan adiknya Diky yang juga kadang ikut membantu bapaknya menjadi buruh pemanjat buah, keduanya seharusnya masih sekolah, namun apa daya karena serba ketidak mampuan sehingga tidak bisa ikut menikmati kemerdekaan pendidikan layaknya anak-anak lainnya.
Sejak Lumba mendekam di Jeruji Besi, kondisi anaknya semakin tidak terurus dengan baik, khususnya dua orang masih kecil yakni Indah dan Lufti yang setiap hari menangis mencari ibunya, Daeng Liwang hanya bisa pasrah dalam doanya dia hembuskan ke ikhlasan,”berilah kami kekuatan dalam cobaan ini Ya Allah, berilah kesehatan, nikmat berlimpah serta umur panjang pada orang yang tidak senang kepada kami, engkaulah Tuhan Yang Maha Adil, “tutup Daeng Liwang (*red).
Lp ; Hamsar Makla