TAKALAR | POROS RAKYAT NEWS.ID – Kelompok perikanan Mutiara Laut di Desa Bontoparang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, mengalami kejadian tak terduga setelah Kapal kayu yang merupakan hibah dari pemerintah provinsi Sulawesi Selatan untuk kelompok perikanan Mutiara Laut diduga diambil secara sepihak.
Kapal Kayu tersebut diserahkan oleh Dinas Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba,pada bulan September 2023 sebagai bagian dari program bantuan untuk mendukung aktivitas perikanan masyarakat.
Kejadian yang memicu kegaduhan ketika Kapal kayu milik kelompok Mutiara Laut dibawa oleh seorang warga salambu Desa Punaga bernama An Dg. Sibali yang bukan anggota kelompok Mutiara Laut, diduga tidak memiliki hak atas Kapal tersebut. Pengambilan ini sontak mengejutkan masyarakat, terutama kelompok Mutiara Laut yang merasa hak mereka dilanggar.hari Minggu (15/09/2024),
Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh awak media, selain masalah hilangnya Kapal oleh pihak luar, kini dokumen resmi kelompok dan surat penyerahan perahu juga menjadi sumber konflik.
Menurut laporan, bahwa Dg. Situru seorang warga Desa Panyangkalang yang bukan bagian dari kelompok perikanan Mutiara Laut, di duga diketahui memegang berkas-berkas penting kelompok tersebut, termasuk surat penyerahan Kapal Kayu.
Serta diduga berupaya untuk menguasai dokumen tersebut dan menolak menyerahkannya kepada kelompok Mutiara Laut yang sah sebagai penerima hibah.”(diambil dari konfirmasi rekaman inisial BL anggota kelompok Mutiara laut).
Sedangkan Pihak PPL Dinas Perikanan Takalar, Hardimin,yang mengetahui peristiwa tersebut,menyampaikan kepada anggota kelompok Mutiara laut, melalui via telpon WhatsApp.
“Tidak ada masalah, kalau ingin di kembalikan (Kapal kayu), nanti saya sampaikan ke pihak provinsi dan mereka (kelompok Mutiara laut) tidak mengaku kalau (bantuan) itu di serahkan ke kelompok lain,” Kata Hardimin
Sementara itu atas penyampaian Hardimin PPL Dinas Perikanan Takalar, menimbul kekecewaan mendalam dari beberapa anggota kelompok Mutiara Laut.
“Kapal kayu itu sudah diserahkan kepada kami secara resmi, tapi tiba-tiba diambil kembali tanpa ada pemberitahuan. Ini sangat merugikan kelompok kami karena kapal tersebut sangat penting untuk kegiatan nelayan di desa kami,”ungkap Anggota Kelompok Mutiara laut
Sampai berita ini diterbitkan, tim media masih terus membuka ruang untuk konfirmasi dari pihak-pihak terkait.(*)
(BERSAMBUNG)