Jeneponto | Poros Rakyat News.id – Masyarakat Kabupaten Jeneponto mulai melirik komoditas buah kelengkeng untuk menambah pendapatan keluarga atau kesejahteraan petani. Salah satunya, Kaharuddin yang membudidayakan kelengkeng tepatnya di Dusun Balla rompo 2 Desa batujala, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulsel.
Ratusan bibit kelengkeng jenis kateki yang ditanam 3 tahun lalu kini sudah mulai berbuah. Ratusan kilogram sudah terjual dengan pembeli dari berbagai kota khususnya di Sulawesi Selatan.
Para pembeli bisa datang langsung di kebun kelengkeng. Diproyeksikan, kebun ini menjadi wisata agro.
“Pembeli bisa menunjuk langsung buah kelengkeng yang diinginkan dan dibeli di tempat itu,” kata Kaharuddin, saat ditemui porosrakyatnews.id di lokasi perkebunan kelengkeng, Sabtu (25/11/2023).
Kaharuddin mengatakan, sebelum ditanami kelengkeng, lahan seluas 50 are sebelumnya ditanami jagung kuning. Namun, kemudian diganti setelah melihat peluang usaha dari kelengkeng lebih menjanjikan.
Ia kemudian membeli bibit pohon kelengkeng jenis kateki, Dipilihnya jenis ini, karena selain buahnya besar-besar, rasanya manis, berair dan bijinya kecil.
Menurut Kaharuddin, membudidayakan kelengkeng hingga berbuah bagus harus tahu rahasianya. Salah satunya adalah soal pupuk. Ia memilih pupuk kandang dari kambing. Menurut dia, pupuk dari kambing lebih dingin dibanding dari ‘pupuk kandang lainya yang cenderung lebih panas. Juga pupuknya harus banyak.
Kemudian, memperhatikan soal hama, harus telaten untuk disemprot. Hama yang sering menyerang adalah semut gramang warna merah. Kemudian bila buah sudah tua sering ada kelelawar.
“Karena itu saat sudah mulai berbuah kecil-kecil, segera kita bungkus dengan fruit cover atau pembungkus buah supaya tidak dimakan kelelawar,” ujarnya.
Hama lain yang sering menyerang adalah ulat. Karena itu, Kaharuddin menyarankan ketika saat berbunga ada ulatnya, maka harus segera disemprot obat pembasmi hama.
Kaharuddin yang sudah melanglang buana di berbagai daerah di luar kabupaten khususnya Sulawesi Selatan mengaku, membudidayakan kelengkeng sangat menjanjikan. Karena dalam satu pohon bisa berbuah dari 25-50 kg.
“Kalau satu kilogram harganya Rp70 ribu, maka tinggal dikalikan saja setiap pohon bisa menghasilkan berapa,” katanya.
Menurut dia, modal awal untuk budi daya kelengkeng memang cukup mahal. Harga bibit dengan tinggi 1 meter harganya Rp130 ribu. Belum nantinya membeli pupuk, booster buah dan pemeliharaan.
Menurut Kaharuddin, usia paling bagus untuk panen perdana kelengkeng adalah 3 sampai 4 tahun. Namun ada juga yang dua tahun dipanen.
Ia juga mengaku tidak susah dengan pemasaran hasil panen kelengkeng. Karena begitu dishare via online, maka sudah banyak yang berdatangan untuk membeli. Selain itu, pemasaran juga dibantu dari cara getok tular atau dari mulut ke mulut.
“Bulan Kemarin ada rombongan dari berbagai instansi khususnya instansi yang ada di kabupaten Jeneponto.
Kepuasan membeli kelengkeng di kebun, selain bisa memetik sendiri, juga buahnya masih segar. Untuk harga juga lebih murah dibanding yang sudah dijual di pasar atau kios buah, ujarnya.
LP; Ikbal (P R M G I)