ᴛᴀᴋᴀʟᴀʀ | ᴘᴏʀᴏs ʀᴀᴋʏᴀᴛ ɴᴇᴡs.ɪᴅ – Beredar isu tudingan di media sosial terhadap Kades Tamalate, Kecamatan Galut, Kabupaten Takalar, Sulawesi-Selatan. Terkait dugaan dana Bumdes yang dipinjam oleh kepala desa tamalate (Husain) sebesar Rp. 35 juta tersebut menjadi sorotan dan buah bibir, khususnya di kalangan masyarakat takalar. Jumat 29/03/2024.
Adapun beberapa informasi yang dihimpun melalui redaksi media ini bahwa “Dugaan” kepala desa tamalate (Husain) yang meminjam dana Bumdes sebesar Rp 35 juta tersebut telah dikembalikan, meskipun baru Rp 25 juta dan sisanya yang 10 juta akan dilunasi setelah lebaran, menurut informasi ketua BPD Tamalate H. Salle. Dikutip dari topikterkini.id.
Beredarnya berita tersebut membuat warga tamalate tercengang dan tidak percaya, pasalnya Pak Husain kepala desa di wilayah ini dikenal arif dan bijaksana, serta selalu ada ditengah tengah masyarakatnya ketika dibutuhkan. Jadi kalau ada itu berita seperti itu kami anggap itu Hoax atau tidak benar. Mungkin ada orang yang sakit hati dengan jabatan pak desa. “Kutauji itu orangnna, mau tonngi lolos” orang seperti itu tidak ada syukurna, apa lagi bulan puasa ini.” Tutur narasumber yang ditutupi identitasnya.
Disisi lain, Kepala Desa Tamalate (Husain) yang dikonfirmasi langsung oleh media mengatakan bahwa “Terkait tudingan di pemberitaan terhadap saya itu soal biasa. Kami selaku pejabat pemerintah desa siap dikoreksi dan diingatkan oleh rekan-rekan media selaku sosial kontrol yang menjalankan tugasnya sebagai wartawan.” Ucapnya.
“Akan tetapi yang perlu diketahui bahwa kemungkinan besar sumber yang masuk di awak media tersebut belum begitu benar adanya. Dan yang ini perlu dicari tau dulu fakta yang sebenar benarnya. Bahwasanya Dana Bumdes tersebut dikemanakan dan sasarannya apa. Dan mungkin saja ada orang yang tidak senang dengan posisi saya selaku kepala desa di desa ini sehingga memberikan sumber yang buram pada media. Dan kalaupun ada saya anggap itu hal biasa dalam berpolitik.” Tuturnya.
Dan terkait pemberitaan saya itu di media, saya tidak merasa dirugikan. “Meskipun nama saya dicaplok di dalamnya. Cukuplah warga saya yang menilainya sendiri, apa lagi saat ini kita berada pada bulan suci Ramadhan, perlu banyak beristikfar, bertawakkal, dan memperbanyak ibadah serta perlu saling memaafkan. Semoga di Bulan Ramadhan ini kita semua termasuk orang orang yang akan mendapatkan keberkahan oleh Allah SWT. “Marhaban Ya Ramadhan” Mari kita saling memaafkan.” Harapnya.
Ditambahkannya bahwa “Jadi saya paparkan bahwa uang Bumdes tersebut bukan saya yang mengambil dipengurusnya, akan tetapi perangkat desa kami di kantor. Sebab pada saat itu tidak ada dana khas kami pegang. Dan uang tersebut digunakan untuk keperluan warga kami pada saat itu yang kena musibah pasca bencana angin puting beliung pada bulan februari 2023.” Paparnya.
“Dan dana yang kami pake itu tidak ada sangkut pautnya dengan dana desa. Dan dana itu sudah lama saya gantikan dengan dana pribadi saya. Cuman tersimpan dulu di kantor, sebab dana Bumdes yang kami ketahui berjumlahkan ratusan juta yang dipinjam masyarakat, juga belum dikembalikan. Maka dari itu saya anggap bahwa hal ini tidak menjadi soal terkait dana yang telah kami pakai buat keperluan masyarakat kami.” Terangnya.
“Dan perlu diketahui bahwa Dana Bumdes yang kami pinjam itu sebesar 25 juta saja. Dan itu kami peruntukkan bagi warga kami yang kena musibah kerusakan tempat tinggalnya sekitar lebih seratus rumah. Dan juga kami belikan sembako dan operasional, serta keperluan lainnya yang bukan untuk kepentingan pribadi kami.” Jelasnya.
“Terakhir kami sampaikan bahwa Dana tersebut telah kami kembalikan dan semoga hal ini bisa menjadikan kita semua jauh lebih baik lagi kedepannya. Dan mari kita intropeksi diri di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.” Tutupnya.
Lp ; IMDT ( P R M G I )